Wednesday, January 12, 2011

ORANG BERPENYAKIT LEPRA, BERKEPALA BOTAK, DAN ORANG BUTA YANG DIUJI OLEH ALLAH

KISAH-KISAH TELADAN IMAN YANG LUHUR:
ORANG BERPENYAKIT LEPRA, BERKEPALA BOTAK, DAN ORANG BUTA YANG DIUJI OLEH ALLAH

PENGANTAR

Banyak orang yang diuji oleh Allah dengan penyakit atau kemiskinan. Mereka merindukan terbebas dari penyakit dan kemiskinan. Sebagian dari mereka memperoleh apa yang diimpikannya. Maka Allah mengganti penyakit mereka dengan kesehatan dan keselamatan. Kemiskinan mereka berganti dengan kekayaan. Di antara mereka ada yang melupakan musibah yang pernah menimpa mereka. Mereka tidak bersyukur kepada Allah atas nikmat-Nya kepada mereka. Mereka tidak merasakan penderitaan orang lain, padahal dahulu dia pernah merasakannya. Di antara mereka ada yang bersyukur atas limpahan karunia-Nya, ketika kesulitan yang menimpa dihapus oleh Allah. Manakala mereka melihat orang yang tertimpa apa yang pernah menimpa mereka, mereka menghiburnya dan mengulurkan tangan untuk memberi bantuan kepadanya.

Dalam hadis ini Rasulullah menyampaikan kepada kita tentang dua kelompok manusia seperti di atas. Orangorang yang kufur nikmat dan orang-orang yang mensyukurinya. Allah telah menguji tiga orang cacat di kalangan Bani Israil. Allah mengutus kepada mereka seorang Malaikat yang mengusap mereka. Maka cacat yang ada di tubuh mereka pun hilang, lalu masingmasing diberi harta yang disukainya. Hanya beberapa tahun ketiganya bisa mempunyai harta yang melimpah. Sekali lagi Allah mengutus kepada mereka seorang Malaikat yang mendatangi masing-masing dari mereka dalam bentuk mereka sewaktu mereka masih sakit dan miskin. Malaikat memohon bantuan dan pertolongan. Dua orang bersikap kikir, kufur terhadap nikmat Allah dan bakhil terhadap harta yang merupakan karunia Allah kepada mereka. Adapun orang ketiga, dia adalah orang yang bersyukur.



NASH HADIS

Bukhari Muslim meriwayatkan dalam Shahih-nya dari Abu Hurairah bahwa dia mendengar Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya ada tiga orang dari Bani Israil, yaitu: penderita lepra, orang berkepala botak, dan orang buta. Allah ingin menguji mereka bertiga, maka diutuslah kepada mereka seorang Malaikat. Pertama-tama datanglah Malaikat itu kepada si penderita lepra dan bertanya kepadanya, 'Apakah sesuatu yang paling kamu inginkan?' Ia menjawab, 'Rupa yang elok, kulit yang indah, dan apa yang telah menjijikkan orang-orang ini hilang dari tubuhku.' Maka diusap-usaplah penderita lepra itu dan hilanglah penyakit yang dideritanya, serta diberilah ia rupa yang elok dan kulit yang indah. Malaikat pun bertanya lagi kepadanya, 'Lalu kekayaan apa yang paling kamu senangi?' Jawabnya, 'Unta atau sapi.' Maka diberilah ia seekor unta yang bunting dan didoakan, 'Semoga Allah melimpahkan berkah-Nya kepadamu dengan unta ini.'

Kemudian Malaikat itu mendatangi orang berkepala botak dan bertanya kepadanya, 'Apakah sesuatu yang paling kamu inginkan?' Ia menjawab, 'Rambut yang indah dan hilang dari kepalaku apa yang telah menjijikkan orang-orang.' Maka diusaplah kepalanya, dan ketika itu hilanglah penyakitnya serta diberilah ia rambut yang indah. Malaikat pun bertanya lagi kepadanya, 'Kekayaan apa yang paling kamu senangi?' Jawabnya, 'Sapi atau unta.' Maka diberilah ia seekor sapi bunting dan didoakan, 'Semoga Allah melimpahkan berkah-Nya kepadamu dengan sapi ini.'

Selanjutnya Malaikat tadi mendatangi si buta dan bertanya kepadanya, 'Apakah sesuatu yang paling kamu inginkan?' Ia menjawab, 'Semoga Allah berkenan mengembalikan penglihatanku sehingga aku dapat melihat orang-orang.' Maka diusaplah wajahnya, dan ketika itu dikembalikan oleh Allah penglihatannya. Malaikat pun bertanya lagi kepadanya, 'Lalu, kekayaan apa yang paling kamu senangi?' Jawabnya, 'Kambing.' Maka diberilah seekor kambing bunting. Waktu berselang, maka berkembang biaklah unta, sapi dan kambing tersebut, sehingga orang pertama mempunyai selembah unta, orang kedua mempunyai selembah sapi, dan orang ketiga mempunyai selembah kambing.

Kemudian datanglah Malaikat itu lagi kepada orang yang sebelumnya menderita lepra dengan menyerupai dirinya dan berkata, 'Aku seorang miskin, telah terputus segala jalan bagiku (untuk mencari rizki) dalam perjalananku, sehingga aku tidak akan dapat meneruskan perjalananku hari ini kecuali dengan pertolongan Allah, kemudian dengan pertolongan Anda. Demi Allah yang telah memberi anda rupa yang elok, kulit yang indah, dan kekayaan ini, aku meminta kepada anda seekor unta saja untuk bekal melanjutkan perjalananku.' Tetapi dijawab, 'Hak-hak (tanggunganku) banyak.' Malaikat yang menyerupai orang penderita lepra itu pun berkata kepadanya, 'Sepertinya aku mengenal anda. Bukankah anda ini yang dulu menderita lepra, orang-orang jijik kepada anda, lagi pula ada orang melarat, lalu Allah memberi Anda kekayaan?' Dia malah menjawab, 'Sungguh, harta kekayaan ini hanyalah aku warisi turuntemurun dari nenek moyangku yang mulia lagi terhormat.' Maka Malaikat itu berkata kepadanya, 'Jika anda berkata dusta, niscaya Allah mengembalikan anda kepada keadaan anda semula.'

Lalu Malaikat tersebut mendatangi orang yang sebelumnya botak dengan menyerupai dirinya, dan berkata kepadanya seperti yang dia katakan kepada orang yang pernah menderita lepra. Namun ia ditolaknya sebagaimana telah ditolak oleh orang pertama itu. Maka berkatalah Malaikat yang menyerupai dirinya itu kepadanya, 'Jika anda berkata dusta, niscaya Allah akan mengembalikan anda kepada keadaan semula.'

Terakhir, Malaikat tadi mendatangi orang yang sebelumnya buta dengan menyerupai dirinya pula, dan berkatalah kepadanya, 'Aku adalah seorang miskin, kehabisan bekal dalam perjalanan dan telah terputus segala jalan bagiku (untuk mencari rizki) dalam perjalananku ini, sehingga aku tidak akan dapat lagi meneruskan perjalananku hari ini kecuali dengan pertolongan Allah, kemudian dengan pertolongan anda. Demi Allah yang telah mengembalikan penglihatan anda, aku meminta seekor kambing saja untuk bekal melanjutkan perjalananku.' Orang itu menjawab, 'Sungguh, aku dahulu buta, lalu Allah mengembalikan penglihatanku. Maka, ambillah apa yang anda sukai dan tinggalkan apa yang anda sukai. Demi Allah, sekarang ini aku tidak akan mempersulit anda dengan memintamu mengembalikan sesuatu yang telah anda ambil karena Allah.' Malaikat yang menyerupai orang buta itupun berkata, 'Peganglah kekayaan anda, karena sesungguhnya kalian ini hanyalah diuji oleh Allah. Allah telah ridha kepada anda, dan murka kepada kedua teman anda."



TAKHRIJ HADIS

Hadis ini diriwayatkan oleh Bukhari dalam Kitab Ahadisil Anbiya’, bab hadis tentang orang berpenyakit lepra, orang buta dan orang botak di Bani Israil (6/500 no. 3464). Dan Bukhari menyebutkannya secara ringkas sebagai penguat dalam Kitabul Iman wan Nudzur, (11/540), no. 6653.

Diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahih-nya dalam Kitabuz Zuhd war Raqaiq, (4/2275), no. 2964. Hadis ini dalam Syarah Shahih Muslim An-Nawawi, 18/398.



PENJELASAN HADIS

Rasulullah menyampaikan kepada kita tentang tiga orang dari Bani Israil. Masing-masing dari mereka mempunyai cacat di tubuhnya. Di samping itu, Allah menguji mereka dengan kemiskinan. Sepertinya ketiga orang ini dari satu kota, dan masing-masing mengenal kedua temannya. Hal ini berdasar kepada ucapan Malaikat kepada orang buta yang lulus dari ujian, "Allah telah meridhaimu dan memurkai kedua temanmu."

Allah mengutus seorang Malaikat kepada mereka. Malaikat mendatangi mereka satu persatu, menanyai masing-masing tentang permintaannya dan mewujudkan semua keinginan mereka.

Orang yang berpenyakit lepra meminta agar penyakitnya disembuhkan, penyakit yang membuat orang-orang menjauhinya. Dia meminta diganti warna yang baik dan juga kulit yang baik. Lalu Malaikat mengusapnya dan dia menjadi seperti yang dia inginkan. Malaikat bertanya tentang harta yang paling disukainya. Dia memilih unta atau sapi. Maka dia diberi unta atau sapi bunting dan Malaikat berdoa untuknya, semoga hartanya membawa berkah.

Kemudian Malaikat mendatangi si botak. Dia meminta rambut yang indah, dan agar botak yang membuatnya dijauhi oleh orang-orang itu bisa hilang. Maka Malaikat mengusapnya dan botaknya pun sembuh. Dia juga diberi rambut yang indah. Dia menyukai sapi, maka dia diberi sapi bunting. Malaikat juga mendoakan semoga sapinya membawa berkah.

Malaikat lalu datang kepada si buta. Permintaannya adalah agar penglihatannya normal kembali supaya bisa melihat hidup dan kehidupan, serta mengenal jalan yang dilaluinya. Malaikat mengusapnya dan penglihatannya normal kembali. Si buta ini lebih cenderung kepada kambing, maka dia diberi kambing yang beranak atau kambing bunting.

Tahun-tahun berlalu. Allah memberkahi mereka dengan hartanya. Masing-masing memiliki satu lembah dari harta yang diterimanya. Yang pertamamemiliki unta sepenuh lembah, yang kedua memiliki sapi sepenuh lembah, dan yang ketiga memiliki kambing sepenuh lembah.

Setelah mereka semua sehat dan kaya raya, Malaikat mendatangi mereka. Malaikat datang kepada masingmasing dalam bentuk mereka sebelum mereka sehat dan kaya. Malaikat datang kepada orang pertama dalam bentuk dirinya yang dulu, saat dia terkena lepra. Malaikat meminta kepadanya dengan nama Tuhan yang memberinya warna yang bagus, kulit yang mulus, serta harta yang banyak, agar memberinya seekor unta tunggangan untuk melanjutkan perjalanan.

Laki-laki ini mengingkari nikmat Allah atasnya dan apa yang Dia berikan kepadanya. Dia pelit, tidak mau memberi kepada orang yang tertimpa penyakit seperti yang pernah menimpanya dulu. Dia beralasan bahwa kewajiban-kewajibannya sangat banyak. Pada saat itu Malaikat berkata kepadanya, "Sepertinya aku mengenal anda. Bukankah anda dulu adalah laki-laki berpenyakit lepra yang dijauhi oleh orang-orang, yang miskin Allah memberi anda?" Orang ini tidak mengakui keadaan yang pernah dialaminya. Dia mengakui sebaliknya. Dia mengklaim bahwa harta yang dimilikinya adalah harta lama yang diwarisinya dari nenek moyangnya. Malaikat mendoakannya agar dia menjadi seperti sedia kala jika dia berdusta.

Kemudian Malaikat datang kepada si botak. Keadaannya sama persis dengan keadaan temannya. Pengingkaran dan kekikiran, kesesatan dari jalan yang lurus.

Adapun si buta, dia pemilik jiwa yang suci bersih penuh dengan iman dan taqwa. Dia memandang si peminta, dia teringat keadaannya dahulu semasa dia masih buta dan diberi harta yang telah diberikan. Dia membuka keadaan sebenarnya kepada peminta, "Dahulu aku adalah seorang buta, lalu Allah mengembalikan penglihatanku dan aku miskin, lalu Allah membuatku kaya." Si buta tidak hanya memberi satu ekor kambing, akan tetapi dia memberi pilihan kepada peminta untuk mengambil atau membiarkan sesukanya. Dia berkata kepada peminta, "Ambil apa yang kamu mau. Demi Allah, aku tidak mempersulit dirimu dengan memintamu mengembalikan apa yang kamu ambil karena Allah." Pada saat itu Malaikat membuka hal yang sebenarnya kepadanya. Dia berkata kepadanya, "Peganglah hartamu. Aku hanya menguji kalian. Allah telah meridhaimu dan memurkai kedua temanmu."

Tiga orang ini mewakili dua contoh yang berbeda, contoh orang yang bersyukur terhadap nikmat-nikmat Allah dan orang yang kufur kepada-Nya. Dengan syukur, nikmat akan terjaga. Dengan kufur, nikmat akan lenyap dan terangkat.



PELAJARAN-PELAJARAN DAN FAEDAH-FAEDAH HADIS
  1. Ujian Allah kepada hamba-hamba-Nya sebagaimana yang terjadi pada tiga orang ini, agar terlihat mana yang syukur dan mana yang kufur. Mana yang baik dan mana yang busuk.
  2. Keutamaan bersyukur dalam kebahagiaan. Dan di antara bentuk syukur adalah mendermakan sebagian harta kepada yang berhak. Disebutkan juga akibat kufur nikmat. Di antara bentuk kufur nikmat adalah kikir, tidak memberikan harta kepada fakir miskin yang berhak menerima.
  3. Kemampuan Malaikat menjelma dalam bentuk manusia, seperti yang dilakukan oleh Malaikat yang ada di dalam hadis ini.
  4. Malaikat tidak dusta manakala menyatakan bahwa dirinya adalah orang miskin yang kehabisan bekal di perjalanan, karena maksudnya adalah membuat perumpamaan.
  5. Jika Allah memberkahi harta seseorang, maka ia akan tumbuh dan berkembang. Ia menjadi harta yang melimpah ruah. Harta tiga orang yang diuji melimpah. Masing-masing memiliki harta yang memenuhi lembah, padahal semuanya hanya berawal dari satu. Dan harta yang melimpah bisa binasa dan lenyap dalam waktu yang singkat.
  6. Banyaknya harta bukan merupakan bukti kecintaan Allah kepada seorang hamba. Allah menguji orangorang dengan memberi mereka harta seperti tiga orang dalam hadis ini.
  7. Allah mampu menyembuhkan penyakit-penyakit sulit yang dikira oleh banyak orang tidak bisa sembuh, seperti penyakit lepra, kebotakan, dan kebutaan.

Sumber: Kisah-Kisah Shahih dalam Al-Qur'an dan Sunnah,
Bahagian Ke-4: Kisah-Kisah Teladan Iman yang Luhur,
Kisah ke-45

0 comments:

Post a Comment